Wednesday, 2 November 2016

LAMBANG & FILOSOFI MARGA PURBA SIGUMONRONG


Ketika perang antar suku masih merupakan pola kehidupan di zaman nenek moyang, seorang anak yang cemerlang diselamatkan oleh orangtuanya dari pembataian musuh dengan menyembunyikannya di balik sebuah gong. Sang anak pun luput dari maut, bertumbuh dewasa dan kemudian hari menjadi panglima perang. Demikian hikayat asal-usul marga Purba Sigumonrong yang memiliki kesejajaran dengan kisah Nabi Musa yang diselamatkan dalam keranjang bayi di sungai Nil.

Gong menjadi lambang Purba Sigumonrong yang menggambarkan jiwa ketokohan, panutan dan penentu dalam kehidupan masyarakat. Sebelas anak panah (dalam bahasa Simalungun : sapuluh sada) melambangkan sentra-sentra penyebaran kaum marga Purba Sigumonrong di berbagai huta hasusuran (Cingkes, Marubun Lokkung, Raya Panribuan, Bahapal Raya, Mappu, Raya Tongah, Sondi Raya/Partayuban, Sinondang/Bawang, Bah Bolon, Sambosar dan Nagori Dolog) yang berapapun jumlahnya semuanya terikat dalam satu kesatuan yang bulat. Tulisan PURBA SIGUMONRONG berwarna hitam menggambarkan ketegasan sikap dan ketegaran. Latar belakang awan dan langit nan biru menggambarkan kelembutan dan keceriaan hati. Nuansa merah-hitam dari bola dunia dan panah api yang melesat melambangkan keberanian menerobos ke masa depan dengan semangat menggemuruh genderang Sigumonrong
Ditulis dan didisain oleh Bp St. Holman Purba Sigumonrong

Wednesday, 26 October 2016

In Memoriam Simson Purba Sigumonrong

Mengenang 20 tahun kepergianmu.
25 Oktober 1996 - 25 Oktober 2016

Lahir di Bahapal Raya, 14 Februari 1953. Merantau ke pulau Bangka tahun 1974 dan bekerja sebagai karyawan BUMN PT Timah, Tbk.
Meninggal pada hari Jumat, 25 Oktober 1996 saat melakukan perjalanan pulang dari tempat kerja ke rumah.


Friday, 21 October 2016

Kompak Berfoto : Jaman-Simson-Jansen-Maman-Robert

Kompaknya yang bersaudara ini berfoto bersama. Foto ini tinggal kenangan karena 4 dari 5 orang yang berfoto ini sudah mendahului berpulang ke rumah penciptanya. Saat ini yang masih hidup adalah Robert Sitopu yang tinggal di daerah Pondok Gede, Bekasi.

berdiri kiri ke kanan : Robert Sitopu-
Jaman Sonang Sigumonrong-Simson Sigumonrong
duduk kiri ke kanan : Jansen Sigumonrong-
Jan Diarman Sitopu
Mereka berfoto di studio jalan Sutomo, Pematang Siantar kira-kira tahun 1973.
Yang berdiri mulai dari kiri ke kanan adalah Robert Sitopu, Jaman Sonang Sigumonrong, Simson Sigumonrong. Yang duduk dari kiri ke kanan adalah Jansen Sigumonrong, Jan Diarman Sitopu.

Jan Diarman Sitopu dan Robert Sitopu bersaudara kandung, anak dari Jiham Sitopu dan Ingot Marsaulina br Sigumonrong. Ingot Marsaulina br Sigumonrong adalah anak perempuan dari Ernist Sigumonrong yang dilahirkan dari istri pertama Hormanta br Sumbayak.

Jaman Sonang Sigumonrong dan Simson Sigumonrong bersaudara kandung, anak dari Adim Julianus Sigumonrong dan Mahonim Kertinaria br Sumbayak.

Jansen Sigumonrong adalah anak dari pasangan Tariam Sigumonrong dan Lestiana br Saragih. Tariam Sigumonrong adalah anak dari Adam Esmar Sigumonrong.

Ernist Sigumonrong, Adam Esmar Sigumonrong dan Adim Julianus Sigumorong adalah anak dari Djohi Sigumonrong (sipukkah huta bahapal raya).


Friday, 14 October 2016

Barita Pusokni Uhur : Makkela Sarmel Saragih Sumbayak & Bapa Jawasman "Asang" Sigumonrong

Berita duka yang pertama yang saya baca adalah berpulangnya Makkela Sarmel Saragih Sumbayak ke rumah Bapa di surga. Informasi ini terbaca jelas pada status yang dibuatkan oleh anak perempuan Makkela ini yang bernama Ellywati br Sumbayak. Antara kaget dan tidak kaget membaca informasi kepergian dari Makkela ini karena selama ini memang kondisi kesehatannya naik turun. Sempat beberapa kali masuk rumah sakit, setelah itu sehat kembali dan pulang. Dan di saat-saat kesehatannya begitu fit, Makkela ini pun sering diajak jalan-jalan oleh anak-anaknya. Ke Jakarta, ke Pekanbaru bahkan ke Tomok. Hal ini bisa diketahui dari status yang dibuatkan anak-anaknya melalui facebook.

Makkela ini adalah suami dari Amboru Mulainim br Purba Sigumonrong. Amboru Mulainim ini adalah boru sikahanan dari Oppung Gajim Purba Sigumonrong. Sudah lama Makkela ini menduda karena ditinggal lebih dulu oleh Amboru ini. Profesi Makkela ini adalah guru. Sebagai guru tentu dia menjadi teladan bagi murid-muridnya. Selalu menasehati hal yang baik dan tentu saja dia seorang pendidik. Terakhir bertemu Makkela ini saat memperingati ulang tahunnya yang ke-81 di Taman Wiladatika Cibubur pada bulan Maret 2015 yang lalu. Pengakuan dari anak-anaknya waktu itu memang Makkela ini sudah pikun. Tidak banyak lagi yang diingatnya. Bahkan ketika orang-orang memberi ucapan selamat ulang tahun padanya, kemungkinan Makkela ini sudah lupa sama orang tersebut.

Tentu banyak hal yang akan dikenang dari Makkela terutama oleh anak-anak dan cucu-cucunya bahkan cicitnya. Kurang tahu persis berapa orang cucu dan cicitnya. Yang jelas Makkela ini meninggalkan 3 orang anak laki-laki dan 5 orang anak perempuan yang semuanya sudah menikah.
Selamat jalan Makkela...engkau pasti dikenang sebagai sosok yang baik dan penasehat bagi keturunanmu. Makkela ini lahir bulan Maret 1934 dan meninggal dunia pada 14 Oktober 2016 dalam usia 82 tahun.

Makkela Sarmel Saragih Sumbayak






















Berita dukacita yang kedua yaitu datang dari Sondi Raya. Beliau adalah Bapa Jawasman Sigumonrong atau lebih dikenal dengan sebuatan Bapa Asang Sigumonrong. Bapa Asang Sigumonrong adalah anak dari Oppung Tarianus Sigumonrong yang merupakan cucu dari Oppung Jorbaik Sigumonrong. Oppung Jorbaik ini bersaudara dengan Oppung Suhut, Oppung Torangin dan Oppung Urungtama. Dan keempat Oppung ini adalah anak dari Oppung Maradat Sigumonrong.

Bapa Asang belakangan juga dikabarkan kesehatannya menurun. Hal ini juga bisa diketahui dari postingan anaknya di media facebook. Terakhir dia dirawat di rumah dan dari foto yang diupload oleh anaknya terlihat bahwa dia terbaring di tempat tidur di rumahnya dan terlihat juga botol inpus ada di dekatnya.

Terus terang saya belum pernah ketemu dengan Bapa Asang. Tapi saya punya kesan padanya ketika suatu waktu di tahun 2007 dia menelepon saya. Saat itu dia mendapat kiriman silsilah purba sigumonrong bahapal raya yang saya susun. Dia menanyakan darimana saya mendapatkan informasi silsilah tersebut. Dia mungkin cukup terkejut karena silsilah yang dibuatkan tersebut cukup lengkap mulai dari Oppung Maradat sampai 5 generasi di bawahnya. Dia memang banyak mengetahui tentang Sigumonrong. Hal ini terbukti saat tuppuan Purba Sigumonrong di Medan mengadakan Seminar Asal Usul Purba Sigumonrong, dia termasuk menjadi narasumber. Dari beberapa orangtua marga Purba Sigumonrong yang pernah saya tanya tentang sejarah Purba Sigumonrong, rata-rata mereferensikan dia sebagai narasumber. Bahkan bukan cuma tentang Purba Sigumonrong, tentang Simalungun masa silam pun banyak yang dia ketahui.

Kini Bapa Asang sudah berpulang ke rumah penciptanya. Kurang tahu persis berapa usia Bapa Asang ketika meninggal. Diperkirakan sekitar 80an tahun. Bapa Asang ini masih punya kakak yang masih hidup dan saat ini usianya 90 tahun yaitu Amboru Menna br Purba Sigumonrong yang tinggal di Jakarta Timur.
Selamat jalan Bapa Asang. Semoga banyak penerusmu yang mewariskan pengetahuanmu tentang Sigumonrong dan Simalungun.

Bapa Asang Purba Sigumonrong

Thursday, 22 September 2016

Ompat Anak Dalahini Ompung Djohi Purba Sigumonrong

Ompung Djohi Sigumonrong dikenal sebagai Sipukkah Huta Bahapal Raya (yang membuka pertama kali kampung Bahapal Raya). Ompung Djohi adalah anak sulung dari Ompung Suhut Purba Sigumonrong. Saudara Ompung Djohi ada 3 yaitu Ompung Arab Purba Sigumonrong (yang keluar dari Bahapal Raya dan menetap di kampung Sindar Raya), Ompung Ronggainim br Purba Sigumonrong (ibunda dari Pdt Jaulung Wismar Saragih Sumbayak) dan Ompung Sorahmin Purba Sigumonrong (yang menetap di Tinggi Saribu).

Ompung Djohi memiliki 3 istri dan ketiga istrinya adalah boru Saragih Garingging (keturunan dari Raja Raya). Istri pertama boru Saragih Garingging (belum diketahui namanya) adalah anak dari Tuan Sindar Raya. Istri kedua boru Saragih Garingging yang bernama Romanta adalah anak dari Tuan Marjandi Dolog. Dan istri ketiga boru Saragih Garingging yang bernama Naurei Dominaria adalah anak dari Tuan Simbou Kehen.

Dari istri pertama, lama mendapat anak laki-laki sehingga Ompung Djohi menikah lagi dengan istri kedua dan langsung dapat anak laki-laki pertama yang diberi nama Ernist Purba Sigumonrong. Dengan kelahiran anak laki-laki pertama ini, maka panggilannya pun berubah menjadi Pan/Pang Ernist. Kemudian beberapa tahun kemudian lahir anak laki-laki dari istri kedua yang diberi nama Gajim Purba Sigumonrong. Dan dari istri ketiga lahir dua orang anak laki-laki yang diberi nama Adam dan Adim. Sehingga dari tiga istri tersebut, ada empat anak laki-laki dan tujuh anak perempuan (Rennim, Torlainim Katarina, Tanim, Saornim, Holmou, Soppat, dan Regina)

Ompung Ernist beberapa waktu kemudian keluar dari kampung Bahapal Raya dan menetap di Tebing Tinggi hingga akhir hayatnya dan dimakamkan di Tebing Tinggi. Ompung Gajim Purba Sigumonrong juga keluar dari Bahapal Raya dan menetap di Bulu Pange (Merek Raya) hingga akhir hayatnya dan dimakamkan di Bulu Pange. Ompung Adam sempat menetap di Sondi Raya hingga akhir hayatnya dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Bahapal Raya (persis di sebelah makam Ompung Djohi). Dan Ompung Adim memang menetap di Bahapal Raya dan aktif di gereja sebagai pengantar jemaat selama tujuh periode di GKPS Bahapal Raya. Meninggal dunia di rumah anaknya tertua di Lorong Satu Parluasan Pematang Siantar dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Bahapal Raya.

kiri ke kanan : Ompung Adim, Ompung Gajim, Ompung Adam
























Ompung Ernist

Friday, 9 September 2016

Niombahni St Adim Julianus Purba Sigumonrong


Kesempatan yang cukup langka apabila semua anak-anaknya bisa berkumpul secara lengkap mengingat tempat tingal yang berjauhan. Hal inilah yang terjadi pada keluarga St Adim Julianus Purba Sigumonrong, dimana boleh diberi kesempatan bisa berkumpul bersama, bahkan bisa dibilang ini adalah kesempatan terakhir bisa bertemu secara lengkap. Karena 9 hari setelah berkumpul dan berfoto bersama ini, St Adim Julianus Purba Sigumonrong menghembuskan nafas terakhir, tepatnya hari Selasa, 28 Juni 1988 di rumah anak tertuanya St Djasminer Purba Sigumonrong, Jalan Mufakat Kiri Lorong 1, Parluasan Pematang Siantar. Kemudian dimakamkan di pemakaman keluarga di kampung Bahapal Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Berikut keterangan dari foto di atas.

  • St Adim Julianus Purba Sigumonrong, lahir di Bahapal Raya tahun 1907 dan meninggal dunia tanggal 28 Juni 1988
  • Mahonim Kertinaria br Saragih Sumbayak, lahir di Raya Dolog tahun 1915 dan meninggal dunia tanggal 18 Januari 1990. Dimakamkan di pemakaman keluarga di Bahapal Raya


Anak-anaknya :

  1.  St Djasminer Purba Sigumonrong, lahir di Bahapal Raya tanggal 8 September 1938 dan meninggal dunia tanggal 14 Juli 2016 di Pematang Siantar. Dimakamkan di pemakaman keluarga di Bahapal Raya
  2. St Hannauli br Purba Sigumonrong, lahir di Bahapal Raya tanggal 4 Januari 1940. Saat ini menetap di Bandung
  3. Hepiana br Purba Sigumonrong, lahir di Bahapal Raya tanggal 11 Februari 1943 dan meninggal dunia tanggal 23 Februari 2003 di Kampung Baru, Dalig Raya. Dimakamkan di belakang rumah di Kampung Baru, Dalig Raya
  4. St Jan Cyrus Purba Sigumonrong, lahir di Bahapal Raya tanggal 4 Juni 1945. Saat ini menetap di Bahapal Raya
  5. St Jaman Sonang Purba Sigumonrong, lahir di Bahapal Raya tanggal 12 September 1947 dan meninggal dunia tanggal 3 Nopember 2013 di Simanabun. Dimakamkan di Simanabun
  6. St Jaserman Purba Sigumonrong, lahir di Bahapal Raya tanggal 12 Oktober 1950. Saat ini menetap di Pangkalpinang, Bangka
  7. Simson Purba Sigumonrong, lahir di Bahapal Raya tanggal 14 Februari 1953 dan meninggal dunia tanggal 25 Oktober 1996 di Kampung Kelapa, Bangka. Dimakamkan di pemakaman kristen Pangkalpinang, Bangka
  8. St Meldiamen Purba Sigumonrong, lahir di Bahapal Raya tanggal 15 Desember 1959 dan meninggal dunia tanggal 26 Nopember 2006 di Aek Nabara. Dimakamkan di Aek Nabara

Thursday, 8 September 2016

Ginomparni Ompung Maradat Purba Sigumonrong

Sampai saat ini data yang tercatat dalam Silsilah Purba Sigumonrong keturunan dari Ompung Maradat Purba Sigumonrong sudah ada 8 generasi. Ompung Maradat ini tidak/belum diketahui dimana kampung (huta) asalnya. Namun keturunannya sudah bisa diketahui ke kampung mana saja penyebarannya seperti terlihat pada gambar silsilah di atas. Pada gambar silsilah tersebut sengaja dibuatkan hanya sampai generasi ke-4 mengingat generasi ke-5 sudah banyak yang keluar dari kampungnya dan bahkan sudah sampai keluar dari propinsi sumatera utara, khususnya untuk keturunan dari Ompung Suhut.

Ompung Maradat Purba Sigumonrong memiliki anak yaitu : Ompung Torangin, Ompung Jorbaik, Ompung Suhut dan Ompung Urungtama. Dari keempat anak Ompung Maradat ini, kemudian menyebar ke Raya Humala, Partayuban/Sondi Raya, Bahapal Raya, Simbou Kehen, Sindar Raya, Tinggi Saribu, Tebing Tinggi, Bulu Pange, dan Parjalangan Saribu Raya. Dan kalau generasi kelima, keenam, ketujuh dan kedelapan dituliskan penyebarannya kemana saja, tentu lebih menjauh lagi dari kampung asalnya. Penyebarannya tidak hanya di wilayah Simalungun atau wilayah propinsi sumatera utara, tapi sudah sampai ke pulau Jawa, pulau Bangka, pulau Kalimantan, pulau Papua atau tempat lainnya diluar propinsi sumatera utara.

Karena sudah menyebar kemana-mana, tentu banyak di antara keturunan dari Ompung Maradat ini yang tidak saling kenal. Hal ini mungkin karena memang tidak dikenalkan/diceritakan oleh orangtua atau mungkin memang tidak ada kesempatan untuk berjumpa karena jauhnya jarak. Namun yang jelas, semua keturunan dari Ompung Maradat harus bisa bersatu dalam ikatan kekeluargaan seketurunan dari Ompung Maradat Purba Sigumonrong. Bagi keturunan Ompung Maradat Purba Sigumonrong yang belum memiliki silsilah ini bisa diminta melalui email : parholong79@gmail.com