Oppung Djohi Sigumonrong dicatat
meninggal dunia hari Minggu tanggal 26 Desember 1920 di Bahapal Raya, kampung
yang dibuka pertama kali oleh dirinya. Dia meninggal dunia masih dengan kepercayaan
lama orang Simalungun. Walaupun saat itu kekristenan sudah masuk ke tanah
Simalungun mulai September 1903, bahkan salah satu panogolannya sekaligus jadi
helanya, Jaulung Wismar Saragih telah aktif jadi Guru dan juga ikut menginjili
di sebagian wilayah Simalungun. Tapi sampai akhir hidupnya, Oppung Djohi
Sigumonrong belum menjadi seorang Kristen. Menurut cerita salah satu anak
perempuannya, Katarina br Sigumonrong yang menjadi saksi di detik-detik akhir
masa hidup Oppung Djohi, pernah terucap kalimat dari Oppung Djohi “Sip ma,
ulang tangis, andai ma sidea roh mangalop au”
Tidak diketahui dengan pasti pada
usia berapa Oppung Djohi Sigumonrong meninggal dunia. Perkiraannya antara usia
50 – 60 tahun. Dengan perkiraan itu, tahun lahirnya antara 1860 – 1870. Namun
yang jelas, pada saat dia meninggal dunia, 2 orang anaknya perempuan sudah
menikah dan anak laki-lakinya belum ada yang menikah. 2 orang anak perempuannya
yang sudah menikah yaitu Rennim br Sigumonrong yang menikah dengan Ajim Saragih
Sumbayak (Partalun) dan satu lagi Katarina br Sigumonrong yang menikah dengan
Jaulung Wismar Saragih Sumbayak (Bona ni Gonrang).
Pada saat meninggal dunia tanggal
26 Desember 1920, Oppung Djohi meninggalkan 2 istri (1 istri lagi sudah lebih
dahulu meninggal dunia), 11 orang anak (4 laki-laki dan 7 perempuan), 2 menantu
laki-laki dan 6 orang cucu. Anak bungsunya, Lesterina br Sigumonrong waktu itu
masih belum genap 2 tahun sudah kehilangan seorang bapak. Bahkan ada cucunya
baru lahir 1 hari sebelum dia meninggal dunia. Ada 6 cucunya yang sudah lahir
waktu dia meninggal dunia. Cucu dari anak perempuannya, Rennim br Sigumonrong
dan pasangannya Ajim Saragih Sumbayak ada 4 orang yaitu :
1. Bonim
br Saragih Sumbayak (perkiraan lahir tahun 1913),
2. Hormianna
br Saragih Sumbayak (lahir 1 Desember 1915),
3. Jadik
Saragih Sumbayak (lahir 15 Maret 1918) dan
4. Horpina
br Saragih Sumbayak (lahir 25 Desember 1920). Horpina br Saragih Sumbayak ini
adalah cucu yang lahir 1 hari sebelum Oppung Djohi meninggal dunia.
Cucu dari anak perempuannya satu
lagi, Katarina br Sigumonrong dan pasangannya Jaulung Wismar Saragih Sumbayak ada
2 yaitu :
1. Japorman
Saragih Sumbayak (lahir 14 Mei 1918) dan
2. Sinta
Bonar br Saragih Sumbayak (lahir 2 September 1920). Sinta Bonar br Saragih
Sumbayak kemudian meninggal dunia dalam usia sekitar 1 tahun pada tahun 1921.
Oppung Djohi Sigumonrong kemudian
dimakamkan di sebuah bukit (buttu) tak jauh dari rumah kediamannya di Bahapal
Raya. Saat ini lokasi makam tersebut ada di belakang rumah dinas Pendeta Resort
Bahapal Raya. (https://maps.app.goo.gl/vD1ykde6XRVDHMsJ7)